Selasa, 29 September 2009

Kapolda Perempuan Pertama Indonesia

Tau Nggak! Komisaris Besar Rumiah tercatat sebagai Kapolda Wanita pertama di Indonesia. Komisaris Besar Rumiah dilantik sebagai Kepala Kepolisian Daerah Banten oleh Kepala Kepolisian Negara RI, Jenderal Sutanto tanggal 23 Januari 2008.

Munculnya Brigjen Rumiah sebagai Kapolda Banten ini menyusul terpilihnya wanita sebagai gubernur Banten, Ratu Atut Chosiah.


Gubernur Wanita Pertama di Indonesia

Tau Nggak! Hj Ratu Atut Chosiyah, SE. Wanita kelahiran Ciomas, Serang, Banten 16 Mei 1962 ini adalah Gubernur Wanita pertama di Indonesia. Ratu atut dilantik pada 11 Januari 2007 dalam Sidang Paripurna Istimewa di Cipocok Jaya, Serang. Dimana pelantikannya dipimpin oleh Ketua DPRD Ady Surya Dharma. Pelantikan tersebut dihadiri oleh Sutiyoso, Agung Laksono dan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad serta Bupati/Walikota se-Provinsi Banten dan sejumlah tokoh Nasional lainnya.

Ratu Atut yang berpasangan dengan calon wakil gubernur Mohammad Masduki. Pencalonan mereka tersebut didukung oleh partai-Partai besar seperti partai Golkar, PDI-P, PBR, PBB, PDS, Partai Patriot, dan PKPB. Berdasarkan hasil penghitungan manual yang dilakukan KPU Provinsi Banten, bersama pasangan wakil gubernur, Ratu Atut memperoleh 1.445.457 (40,15 persen) dari 3.599.850 suara sah. Proses penghitungan manual tersebut dilakukan di Hotel Le Dian, Serang. Hasil itu memastikan dirinya memenangi pemilihan kepala daerah Banten yang diselenggarakan pada 26 November 2006.

Awalnya Ratu Atut terpilih sebagai Wakil Gubernur berpasangan dengan Djoko Munandar pada 11 Januari 2002. Dan banyak pihak yang menentangnya karena wanita tidak layak untuk jadi pemimpin. Namun Ratu Atut tetap bertahan dan berusaha untuk membuktikan dirinya bahwa tanpa memandang jenis, wanita juga mampu untuk memimpin. Namun ketika Djoko Munandar dicopot dari jabatannya karena terkait kasus korupsi, Ratut Atut ditunjuk untuk menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Banten. Sebagai pelaksana tugas gubernur, ia mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah 2006. Dalam pilkada itu, ia juga mencalonkan diri sebagai gubernur dan berpasangan dengan calon wakil gubernur Mohammad Masduki. Dibalik dirinya sebagai seorang wanita dengan 3 (Tiga) orang anak, Ratu Atut adalah orang yang mau berkerja keras dan mempunyai karisma dalam memimpin Banten dan melayani rakyatnya.

(sumber:http://www.swaberita.com/2008/05/10/profil/hj-ratu-atut-chosiyah-se-gubernur-wanita-pertama-di-indonesia.html )

Walikota Wanita Pertama di Indonesia

Tau Nggak! Ternyata Walikota WanitaPertama di Indonesia berasal dari Sumatera Utara. Persisnya Kotamadya Tebing Tinggi. Wanita itu adalah HJ Rohani Darus Danil, SH. Memimpin Kota Tebing Tinggi selama dua periode: 1990 - 1995 dan 1995 - 2000.

Rohani Darus dipilih oleh DPRD Tebing Tinggi menggantikan Drs Rupai Perangin-angin yang habis masa jabatannya. Rohani Darus tercatat sebagai Walikota kesebelas di Kotamadya Tebing Tinggi.

Sebelum menjadi Walikota Tebing Tinggi, Rohani Darus merupakan Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten Langkat. Nah, di posisi ini Rohani Darus juga tercatat sebagai perempuan pertama di Indonesia yang menjadi Sekwilda! Sebuah prestasi membanggakan, karena diraih pada era Orde Baru.

Ditangan Rohani Darus Danil, Kota Tebing Tinggi juga mengeluarkan Peraturan Daerah terkait Lingkungan Hidup. Sejarah mencatat Perda No.9 Tahun 1992 Tentang Kebersihan ini sebagai satu-satunya perda tentang lingkungan dalam 20 tahun terakhir di Tebing Tinggi. Tak Heran jika hanya di zaman Rohani Daruslah, Tebing Tinggi berhasil sertifikat Adipura dan 3 kali Piala Adipura kategori kota kecil.


(dari berbagai sumber)

Majalah Berita Mingguan Pertama di Indonesia


Majalah Berita Mingguan pertama di Indonesia ternyata berasal dari Medan. majalah itu bernama "WAKTU". Mottonya cukup panjang "Majalah Nasional yang Riil, Obyektif dan Konstruktif. Modal, Usaha dan Pikiran Nasional Indonesia".


Majalah ini diterbitkan oleh N.V. Penerbitan dan Percetakan Waktu. Dengan alamat Administrasi: Pusat Pasar No. 44, Medan. Alamat Redaksi: Jl. Abdullah Lubis No. 2, Medan. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Pemimpin Administrasi/Pemimpin Pertjetakan: Zahari. Staf Sidang Pengarang: Sjamsu Udaya; K. Tobing; Dr. A.K. Gani D. Tamin; Mr. Soebagio; Arsul Tumenggung; Parada Harahap.

Didirikan pada 20 Desember 1947.Majalah WAKTU mengklaim sebagai satu-satunya majalah berita kala itu. Di halaman dalam, terdapat tulisan ini: “Satu-satunya Mingguan yang berisi 40 halaman di seluruh Indonesia dewasa ini".

Isinya berbagai artikel baik menyangkut isu lokal maupun internasional. Ada soal politik, ekonomi, sosial, profil dan lain-lain. Ada pula cerita bersambung, cerita pendek, dan cerita bergambar (lokal dan asing).

Majalah WAKTU yang tampak di gambar adalah edisi No. 7/Tahun VI/Sabtu 23 Februari 1952.Dengan harga eceran: Rp. 3,-

(berbagai sumber)

Koran Indonesia Pertama Dengan Gambar Grafis

Tau Nggak! Harian Pewarta Deli, sebuah harian terkenal dari Medan pada era 1930-an ternyata merupakan harian pertama di Indonesia yang menyertakan gambar grafis disamping foto-foto sebagai pendukung berita.

Di Bawah asuhan Adinegoro (Bapak Pers Indonesia), saat pecah Perang Dunia II Harian Pewarta Deli menurunkan sejumlah berita dari palagan perang. Tak hanya foto, Pewarta Deli juga melengkapi halamannya dengan grafis peta pertempuran dua pihak yang bertikai. Kebijakan ini membuat Pewarta Deli tampil lebih menarik. Satu hal yang tak dilakukan media cetak manapun saat itu. (Sumber: PWI)